October 2, 2014

The Walking Dead: Survival Instinct

Minggu-minggu ini temanku telah men-download game The Walking Dead: Survival Instinct yang sebenarnya aku juga tidak tahu rupa perwujudan dari game ini tetapi salah satu temanku yang meminta darinya langsung mengomel,"Ini game apaan sih! Jelek banget, masa..." blablabla dan aku yang mendengarkannya agak engga percaya dengan omongan dia. "Apakah seburuk itu?" menjadi pertanyaan pertama dan yang terpikirkan saat itu, akhirnya aku makin penasaran merasakan langsung dari game ini. Mulanya temanku menawarkan kopian game ini untuk diinstall dipunyaku saja tapi aku menolaknya berhubungan dia belum menghapus gamenya dan aku hanya ingin uji coba saja. Oh, hal lainnya yang kupikirkan saat itu,"Ini yang dari TV series populer ya kan?"



Aku mencoba game ini sekitar 2 jam, dan meng-skip semua dialog dan cerita yang ada disini ketika aku sadar telah menghabiskan waktu 5 menit secara percuma padahal tujuan awalku hanya ingin mengetahui gameplay-nya saja.

PS2 Berkedok Next-Gen
Setelah membaca sedikit dan langsung saja start untuk memainkannya. Oh maaf aku berbohong, sebenarnya aku memilih opsi Continue yang artinya aku memulai dari last (auto) save data milik temanku. Tapi dia mengatakan padaku dia juga baru memainkannya, masih di awal-awal dan stuck belum lanjut lagi. Berjalan sebentar sembari melihat lingkungan sekitar dan tak lama kemudian munculah zombie yang ditunggu-tunggu. Mencoba mengedap-ngedap agar tidak ketahuan oleh zombie dan ingin langsung instant kill namun karena aku tidak tahu tombolnya pula maka gagal seketika. Zombie menyadari serangan dari pemain yang ternyata gerakan zombienya kaku sekali, sangat terlihat mulai dari ia berdiri dan berputar balik untuk menghadap ke pemain. Tentunya hal ini menjadi kecanggungan sendiri, game rilis pada tahun 2013 untuk platform ini hasilnya seperti ini. Di layar pojok kiri terdapat sebuah kompas yang menuntun pemain kearah main task suatu mission. Pada saat menjalankan suatu mission terdapat side task dengan mengambil sebuah barang atau berbicara dengan orang yang berhasil menyembunyikan diri dari bak zombie. Jeleknya kompas yang kamu miliki disitu tidak membantumu menyelesaikan suatu side task yang ada dan hebatnya kamu yang suka keliling kesana-kemari akan semakin dipaksakan untuk eksplorisasi segala tempat yang ada.

Jujur saja aku kesusahan untuk membunuh zombie yang ada jadi terkadang lebih memilih untuk ditangkap zombie duluan meskipun respon dari zombienya sendiri suka lama. Ketika ditangkap zombie pemain harus mengarahkan pisaunya tepat ke kepalanya zombie yang sayangnya kontrolnya susah diatur. Hal ini terasa seperti mabuk daripada berusaha menghindari gigitan zombie (terlihat dari tangan pemain / kontrol dan layar yang bergerak). Yang sering kurasakan dari memainkan game zombie adalah ketenganannya, biasanya para pemain akan panik ketika zombie mulai mengejar atau setidaknya efek suara dari gamenya bisa membuat kaget meskipun hanya sedikit. Disini faktor tersebut sepertinya tidak berlaku walaupun zombie sudah bersiap-siap mencoba mengejutkan pemain. Maksudku bersiap-siap itu adalah zombie tidak langsung menyerang pemain, dari yang aku mainkan aku malah heran sendiri mengapa tidak bisa mundur kebelakang, kukira kontrolku rusak atau lainnya ternyata ada zombie yang mulai menggerogoti health point-ku. Biasanya pada saat zombie mendadak menangkapku aku akan kaget tapi aku malah bertanya,"Hah? Itu apaan? Jari keluar dari mata? Bagaimana caranya?" ketika melihat salah satu wujud zombienya.

Aku Bukan Ninja
Pemain hanya memiliki dua senjata utama, palu dan pisau. Keduanya merupakan senjata jarak dekat. Senjata lain seperti revolver, shotgun dan sniper ada hanya saja tetap lebih memilih ke zaman batu kembali menggunakan senjata jarak dekat. Hal ini disebabkan fakir amunisi sehingga pemakain senjata ini hanya digunakan darurat saja. Bahkan di keadaan genting seperti itu pemain tetap belum bisa bernapas lega ketika me-reload senjatanya.

Bila pemain sampai di suatu tempat namun tidak ada zombie sama sekali maka patut dicurigai kemungkinan besar mereka akan muncul sekompi pasukan. Begitu pula melihat mayat zombie yang terbaring disitu, apalagi zombie disitu memegang suatu item atau berada di dekat item tertentu maka ia akan bangkit kembali (ternyata zombienya belum mati total). Bila kamu tipe yang suka membantai habis maka itu adalah pilihan salah di game ini. Sepertinya zombie disini terus-menerus ada dan walaupun mereka tidak respawn senjata yang dibawa olehmu sangatlah kurang untuk membombardir mereka. Dan percuma kamu menggunakan senapan bila tidak menembak kepalanya, karena itu hanya membuang-buang peluru. Dasar dari penyelamatan dari sini adalah stealth, hindari / abaikan dan lari sebelum ketahuan oleh banyak zombie. Menutup pintu sebenarnya tidak terlalu penting mengingat zombie bisa menghancurkannya, tapi setidaknya bisa memperlama mereka masuk atau dampak yang lebih baik adalah mencegah mereka melihatmu.

Menantang
Palu dan pisau pun harus melukai kepala zombie tiga kali untuk membunuhnya. Satu-satunya cara untuk langsung membunuh mereka menembak kepalanya atau menerkamnya dari belakang bila tidak bisa dilakukan pemain akan kesulitan membunuhnya. Jumlah zombie yang ada pun puluhan bila mereka semua menyadari keberadaan pemain maka bersiaplah kewalahan menghadapinya. Ketika berlari layar akan mengalirkan air keringat yang agak mengganggu karena pandanganmu tertutupi.

Sesuai dengan judulnya survival, yang berarti tujuan utamamu menyelamatkan diri. Kamu hanya perlu pintar-pintar menghindari kontak langsung dengan zombie, toh zombie disini gerakannya lambat untuk mengejar dirimu. Siapa sangka dengan grafis seperti berada di konsol PS2 ini ternyata memakan memory cukup banyak. Parahnya lagi, game ini ternyata cukup berat untuk dimainkan (padahal PC yang kumainkan saat itu kondisinya baik tapi harus mengalami close program).

No comments:

Post a Comment

 

Autumn 2015 Anime Chart

【Autumn 2015 Anime Chart】
For other info, click here.
For its hashtags, click here.

Featured Video


Random Posts